BERBICARA TENTANG FILSAFAT DAN BERFILSAFAT
BERBICARA TENTANG FILSAFAT DAN BERFILSAFAT*
Oleh Kasim Adam**
Berbicara tentang filsafat adalah berbicara tentang upaya manusia dalam memeras daya pikir, imajinasi, dan intuisi untuk meraih kebenaran. Berbicara tentang filsafat kadang dipahami sebagai suatu pembicaraan tentang sejarah filsafat itu sendiri, baik ditinjau dari tempat awal mulanya dari tokoh yang memulainya atau juga bisa dari permulaan manusia itu sendiri karena filsafat secara etimologi adalah cinta kebijaksanaan atau cinta pengetahuan. Pertanyaan tentang kebijaksanaan ataupun pengetahuan adalah sama purba nya dengan manusia itu sendiri karena dorongan untuk mendapatkan dan mencintai pengetahuan dan dorongan untuk menjadi orang yang bijaksana atau meraih kebijaksanaan adalah suatu hal yang merupakan naluri alamiah atau insting manusia sehingga sejak kapan filsafat itu dimulai jawabannya adalah sejak manusia pertama itu ada.
Berbicara tentang filsafat juga bisa dipahami sebagai upaya untuk mencari tahu sesuatu sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita ingin mengetahui aktivitas, isi dompet, seperti apa konspirasi para elit politik di negeri ini, siapa presiden selanjutnya bahkan isi chatingan orang-orang di sekitar kita. Sehingga aktivitas filsafat bisa disamakan seperti (the power of kepo). Saat saat orang-orang tersebut menyembunyikan dari sesuatu yang yang ingin kita ketahui maka semakin besar rasa penasaran kita dan semakin besar pula upaya yang dilakukan untuk menemukan jawaban dari apa-apa yang disembunyikan, pada tahapan ini sebagian orang orang hanya berhenti pada aktivitas bertanya dan hanya orang-orang tertentu yang akan melanjutkan pertanyaan tersebut untuk menemukan jawabannya dari sebagian yang melanjutkan untuk menemukan jawabannya ada sebagian dari mereka yang puas dengan satu jawaban dan ada sebagian orang lain yang mencoba melakukan konfirmasi ulang terhadap jawaban yang ada cari sumber jawaban sehingga kita temukan pada satu pokok permasalahan terkadang jawabannya berbeda-beda. Dan hanya orang-orang tertentu yang mau melaksanakannya dan mereka itulah yang nantinya akan diberikan kelar sebagai filosof serta jalan inilah yang membuat sebagian besar manusia enggan untuk melakukannya.
Berbicara tentang filsafat juga bisa dipahami dengan pendekatan sebagaimana seorang mahasiswa memasuki kampusnya iya akan melewati beberapa gerbang ataupun pintu-pintu mulai dari pintu gerbang kampus pintu gerbang fakultas pintu gerbang jurusan bahkan juga bisa sampai pintu toilet. Pada gerbang ataupun pintu-pintu tersebut jika seorang mahasiswa bisa berdiri dan memberikan perhatian lebih lama pada salah satu pintu maka konsekuensi logisnya iyalah ia mendapatkan lebih banyak informasi atau pengetahuan tentang bentuk struktur warna dan lainnya dari pintu tersebut. Sebagaimana di dalam filsafat yang memiliki beberapa pintu-pintu atau cabang-cabang filsafat yang umumnya dikategorikan menjadi cabang logika, epistemologi, ontologi, kosmologi / irfan dan aksiologi. Sehingga berbicara tentang filsafat seorang pembelajar bisa memulai dari cabang-cabang tersebut dan pada cabang mana seorang pembelajar tersebut memberikan konsentrasi ataupun perhatian yang lebih lama dan dalam.
Berbicara tentang filsafat adalah berbeda dengan ber filsafat berbicara tentang filsafat kecenderungan umumnya adalah kita membicarakan tentang aktivitas yang dilakukan oleh para filosof terdahulu baik cara urutan waktu tempat tokoh maupun mazhab pemikiran sedangkan berfilsafat ialah kita melakukan sendiri aktivitas memeras daya pikir, imajinasi, dan intuisi untuk meraih kebenaran sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dengan objek pembahasan yang sesuai dengan perkembangan zaman juga dengan memperhatikan apa-apa yang telah dihasilkan oleh para pemikir terdahulu sehingga aktivitas baru filsafat kita memiliki kesinambungan dengan para filosof terdahulu darinya itu mungkin saja hasil hasil aktivitas memerah daya pikir, intuisi, dan imajinasi bisa sejalan dengan para pemikir terdahulu atau bahkan kita bisa melakukan revisi dan redefinisi terhadap apa-apa yang telah dihasilkan oleh para pemikir sebelumnya. Dan ini selalu terjadi sepanjang sejarah pemikiran atau filsafat, sebagaimana yang kita dapatkan dari berbagai referensi yang memuat perbedaan antara seorang guru filsafat dan muridnya utama pada tiga pendekar awal filsafat Yunani yaitu Socrates, Platon dan Aristoteles.
Berbicara tentang filsafat dan berfilsafat adalah dua hal yang berbeda sebagaimana yang telah penulis sampaikan di atas tinggal pembaca mau berada pada posisi yang mana apakah hanya sekedar berbicara tentang filsafat ataukah juga mau berfilsafat saat membaca memikirkan untuk memilih di antara dua pilihan itu maka secara tidak langsung para pembaca telah memilih aktivitas untuk berfilsafat.
* Refleksi dari penyampaian materi pada Latihan Kader I HMI Cabang Malang Komisariat Ekonomi UM
** Pegiat Kajian Filsafat Islam - Jakfi Malang
Oleh Kasim Adam**
Berbicara tentang filsafat adalah berbicara tentang upaya manusia dalam memeras daya pikir, imajinasi, dan intuisi untuk meraih kebenaran. Berbicara tentang filsafat kadang dipahami sebagai suatu pembicaraan tentang sejarah filsafat itu sendiri, baik ditinjau dari tempat awal mulanya dari tokoh yang memulainya atau juga bisa dari permulaan manusia itu sendiri karena filsafat secara etimologi adalah cinta kebijaksanaan atau cinta pengetahuan. Pertanyaan tentang kebijaksanaan ataupun pengetahuan adalah sama purba nya dengan manusia itu sendiri karena dorongan untuk mendapatkan dan mencintai pengetahuan dan dorongan untuk menjadi orang yang bijaksana atau meraih kebijaksanaan adalah suatu hal yang merupakan naluri alamiah atau insting manusia sehingga sejak kapan filsafat itu dimulai jawabannya adalah sejak manusia pertama itu ada.
Berbicara tentang filsafat juga bisa dipahami sebagai upaya untuk mencari tahu sesuatu sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita ingin mengetahui aktivitas, isi dompet, seperti apa konspirasi para elit politik di negeri ini, siapa presiden selanjutnya bahkan isi chatingan orang-orang di sekitar kita. Sehingga aktivitas filsafat bisa disamakan seperti (the power of kepo). Saat saat orang-orang tersebut menyembunyikan dari sesuatu yang yang ingin kita ketahui maka semakin besar rasa penasaran kita dan semakin besar pula upaya yang dilakukan untuk menemukan jawaban dari apa-apa yang disembunyikan, pada tahapan ini sebagian orang orang hanya berhenti pada aktivitas bertanya dan hanya orang-orang tertentu yang akan melanjutkan pertanyaan tersebut untuk menemukan jawabannya dari sebagian yang melanjutkan untuk menemukan jawabannya ada sebagian dari mereka yang puas dengan satu jawaban dan ada sebagian orang lain yang mencoba melakukan konfirmasi ulang terhadap jawaban yang ada cari sumber jawaban sehingga kita temukan pada satu pokok permasalahan terkadang jawabannya berbeda-beda. Dan hanya orang-orang tertentu yang mau melaksanakannya dan mereka itulah yang nantinya akan diberikan kelar sebagai filosof serta jalan inilah yang membuat sebagian besar manusia enggan untuk melakukannya.
Berbicara tentang filsafat juga bisa dipahami dengan pendekatan sebagaimana seorang mahasiswa memasuki kampusnya iya akan melewati beberapa gerbang ataupun pintu-pintu mulai dari pintu gerbang kampus pintu gerbang fakultas pintu gerbang jurusan bahkan juga bisa sampai pintu toilet. Pada gerbang ataupun pintu-pintu tersebut jika seorang mahasiswa bisa berdiri dan memberikan perhatian lebih lama pada salah satu pintu maka konsekuensi logisnya iyalah ia mendapatkan lebih banyak informasi atau pengetahuan tentang bentuk struktur warna dan lainnya dari pintu tersebut. Sebagaimana di dalam filsafat yang memiliki beberapa pintu-pintu atau cabang-cabang filsafat yang umumnya dikategorikan menjadi cabang logika, epistemologi, ontologi, kosmologi / irfan dan aksiologi. Sehingga berbicara tentang filsafat seorang pembelajar bisa memulai dari cabang-cabang tersebut dan pada cabang mana seorang pembelajar tersebut memberikan konsentrasi ataupun perhatian yang lebih lama dan dalam.
Berbicara tentang filsafat adalah berbeda dengan ber filsafat berbicara tentang filsafat kecenderungan umumnya adalah kita membicarakan tentang aktivitas yang dilakukan oleh para filosof terdahulu baik cara urutan waktu tempat tokoh maupun mazhab pemikiran sedangkan berfilsafat ialah kita melakukan sendiri aktivitas memeras daya pikir, imajinasi, dan intuisi untuk meraih kebenaran sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dengan objek pembahasan yang sesuai dengan perkembangan zaman juga dengan memperhatikan apa-apa yang telah dihasilkan oleh para pemikir terdahulu sehingga aktivitas baru filsafat kita memiliki kesinambungan dengan para filosof terdahulu darinya itu mungkin saja hasil hasil aktivitas memerah daya pikir, intuisi, dan imajinasi bisa sejalan dengan para pemikir terdahulu atau bahkan kita bisa melakukan revisi dan redefinisi terhadap apa-apa yang telah dihasilkan oleh para pemikir sebelumnya. Dan ini selalu terjadi sepanjang sejarah pemikiran atau filsafat, sebagaimana yang kita dapatkan dari berbagai referensi yang memuat perbedaan antara seorang guru filsafat dan muridnya utama pada tiga pendekar awal filsafat Yunani yaitu Socrates, Platon dan Aristoteles.
Berbicara tentang filsafat dan berfilsafat adalah dua hal yang berbeda sebagaimana yang telah penulis sampaikan di atas tinggal pembaca mau berada pada posisi yang mana apakah hanya sekedar berbicara tentang filsafat ataukah juga mau berfilsafat saat membaca memikirkan untuk memilih di antara dua pilihan itu maka secara tidak langsung para pembaca telah memilih aktivitas untuk berfilsafat.
* Refleksi dari penyampaian materi pada Latihan Kader I HMI Cabang Malang Komisariat Ekonomi UM
** Pegiat Kajian Filsafat Islam - Jakfi Malang
Komentar
Posting Komentar