PENGANTAR FILSAFAT DIRI

PENGANTAR FILSAFAT DIRI
Oleh Kasim Adam (JAKFI Malang)


Pada tulisan sebelumnya sudah diuraikan tentang makna filsafat yaitu cinta kebijaksanaan cinta pengetahuan dan cinta kebenaran. pada kesempatan kali ini saya akan sedikit menguraikan tentang pengantar filsafat diri sebagai salah satu pengantar untuk kita mengenal siapa diri kita tulisan ini saya khusus kan bagi pembaca setia di blog saya tetap setia membaca dan juga memberikan komentar.

Filsafat. satu kata yang barangkali hanya akan didapatkan jika kita berada pada bangku perkuliahan biasa akan menjadi suatu pengetahuan yang jauh disana yang hanya bisa dipelihara oleh orang orang tertentu padahal sejatinya filsafat bukanlah sesuatu yang jauh disana ia ada bersama kita dan bahkan menemani sepanjang hidup manusia, sepanjang kaki manusia itu berpijak, sepanjang keberpikiran masih menemani aktivitasnya makasih sepanjang itu pulalah filsafat itu ada dan hadir bersamanya.

Karena dalam definisinya filsafat juga dimaknai sebagai aktivitas  keberpikiran manusia, pada titik inilah secara pasti harus kita akui bahwa setiap manusia dalam setiap tindakannya pasti ada keberpikiran yang menyertainya. Dalam kadar yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang dan pengalaman serta kondisi jiwa masing-masing. Sehingga filsafat dapat dipahami sebagai suatu upaya untuk memeras daya indrawi, daya pikir imajinasi dan intuisi untuk meraih kebenaran, untuk mencapai kebijaksanaan, untuk mencapai HIKMAH. Sehingga dalam aktivitas keberpikiran itu mengharuskan ada Kita sebagai manusia yang memikirkan serta ada sesuatu yang kita pikirkan. Dan sesuatu yang kita pikirkan itu boleh jadi adalah sesuatu yang lain juga boleh jadi sesuatu yang kita pikirkan itu ialah diri kita sendiri.

Dalam aktivitas keseharian, kita seringkali meluapnya rasa penasaran, rasa ingin tahu serta hasrat untuk bertanya pada sesuatu diluar diri kita sendiri. Kita seringkali bertanya, apa kabarmu? Apa kabarnya, apa kabar dia ? Apa yang dilakukan kemarin, apa yang akan dilakukan besok , bahkan mungkin juga menanyakan sudah makan atau belum ? Tapi pernahkah kita pertanyakan hal hal seperti itu pada diri kita sendiri ? Akankah orang yang kita tanyakan itu membutuhkan pertanyaan dari kita ? Ataukah sejatinya semua pertanyaan itu adalah pertanyaan untuk diri kita sendiri sedangkan kita tidak memiliki ketersediaan jawaban untuk menjawabnya atau mungkin kita malu atau juga kita sedang mencari suatu cermin tentang diri kita seakan-akan jawaban yang mereka berikan adalah gambar tentang diri kita sendiri padahal sejatinya itu bukan.

Kedirian atau keakuan adalah hal yang paling mendasar bagi setiap manusia. Untuk itu upaya untuk mengenal diri kita sendiri bisa kita mulai dengan pertanyaan Siapa SAYA ? Iya SIAPA SAYA ? sekali lagi SIAPA SAYA ?

Pertanyaan "SIAPA SAYA ?" ini bisa kita tanyakan kepada orang lain, kepada orang tua kepada teman atau kepada kerabat family bahkan mungkin juga bisa kita tanyakan di depan cermin sebagai suatu upaya untuk mendefinisikan upaya untuk mengenali siapa diri kita, baring kali saja setiap definisi yang mereka berikan akan sedikit membantu menjelaskan tentang siapa diri kita. lantas bagaimana jika jawaban dari mereka bukan menggambarkan tentang diri kita ? Lantas bagaimana jika jawaban dari mereka menggambarkan diri kita dalam bentuk yang berbeda-beda, keanekaragaman jawaban itu bisa jadi memperkaya tentang kepribadian Kita juga bisa jadi membuat kita semakin asing untuk mengenali diri kita sendiri.

Akankah jawaban yang mereka berikan itu menggambarkan kita yang kemarin atau kita yang saat ini ataukah kita yang akan datang ? Akankah jawaban yang mereka berikan tentang diri kita merupakan sesuatu yang pasti ataukah penjelasan mereka sejatinya akan berubah sepanjang perubahan yang kita lakukan saat berinteraksi lagi kembali dengan mereka. karena penjelasan mereka tentang kita bisa dipastikan adalah hasil interaksi antara mereka dengan kita hasil pertemuan atau hubungan kita dengan mereka karena jika penjelasan tentang kita bukan karena suatu pertemuan atau interaksi atau hubungan dengan mereka maka bisa dipastikan jawabannya mereka tentang kita adalah suatu hasil imajinasi yang liar.

Untuk itu marilah kita mulai mencari jawaban atas pertanyaan SIAPA SAYA dari diri kita sendiri. Kita bisa menggunakan panca indra yang kita miliki, daya ingat serta kemampuan akal untuk kembali merefleksikan siapa diri kita kembali upaya untuk menangani diri kita, rentang waktu yang panjang telah dilewati banyak dinamika kehidupan telah dilalui, sedikit refleksi tentang siapa kita setidaknya itu menjadi pegangan bagi kita untuk melanjutkan sisa kehidupan yang ada. Karena hanya diri kita sendiri lah yang mampu mengenali diri kita sendiri sebagaimana halnya pengetahuan, HANYA PENGETAHUAN LAH YANG BISA MENJELASKAN TENTANG PENGETAHUAN ITU SENDIRI.

Pertanyaan terhadap diri sendiri adalah suatu tindakan untuk berkomunikasi dengan jiwa. Jiwa manusia juga memiliki hak yang harus  kita kembalikan dan salah satu makanan bagi jiwa adalah Pengetahuan. Pertanyaan adalah bagian dari pengetahun. Dan setiap pertanyaan bagi jiwa tentu tidak akan ditolak juga tidak akan disia-siakan. Maka bertanyalah dan temukan jawabannya


Malang, 15 September 2019

Komentar

Postingan Populer