RESENSI BUKU "MANUSIA SEUTUHNYA"

MANUSIA SEUTUHNYA (Studi Kritis Berbagai Pandangan Filosofis)*

Oleh Kasim Adam**




Disarikan dari kumpulan ceramah  seorang pemikir besar Islam, Ayatullah Murthada Muthahhari. Buku yang sangat berguna bagi bagi MANUSIA untuk mengenal dirinya, pengetahuan tentang siapa diri kita sebenarnya (Insan Kamil). Ditengah berbagai pandangan tentang manusia, yang hanya memperhatikan sisi material dan mengabaikan sisi spiritual.

Penulis mendudukkan Islam sebagai agama dan tuntutan hidup yang komprehensif, mampu memberikan jawaban atas berbagai keluhan, hasrat atau keinginan yang muncul dari dalam diri manusia.

Menjelaskan tentang nilai nilai kemanusiaan dari berbagai pandangan dan memberikan catatan kritis atas berbagai pandangan tersebut.



Berbagai Pandangan tentang Manusia Seutuhnya



Pertama, paham akal atau pandangan dari kaum aqliyun yang melihat manusia dari segi akalnya lebih daripada segi lainnya dan berkeyakinan bahwa hal yang paling istimewa pada diri manusia yang sekaligus menjadikan itu sebagai manusia adalah akalnya. Yang dimaksud akal adalah kekuatan dan kemampuan untuk berpikir dan bernalar (kemampuan berpikir logis). Kemampuan berpikir atau pahaman yang menyeluruh tentang keberadaan ini (sesuatu sebagaimana adanya) dan kemampuan berpikir atau pahaman tentang penguasaan akal terhadap semua keinginan dan kemauan diri manusia (sesuai sebagaimana seharusnya). Jika manusia telah mencapai kedua hal tersebut maka dikatakan sebagai dikatakan sebagai manusia seutuhnya (insan kamil).



Paham kedua adalah dari kaum "isyq" atau kaum "irfan" yang menyatakan bahwa kesempurnaan manusia terletak pada "isyq" atau cintanya pada Allah Swt dan kemana "isyq" ini membawanya.  Kaum Irfan sama sekali tidak meyakini akal, nalar, ataupun argumentasi rasional. Mereka hanya meyakini kekuatan ruh manusia. Menurut mereka, ruh manusia benar-benar bergerak secara "ghaib" menuju suatu tempat di mana manusia akan sampai pada Tuhannya. Saat manusia sudah sampai pada Tuhannya maka kemanusiaannya akan lenyap, hilang dan sirna dalam Tuhannya sehingga ia menjadi insan kamil karena menurut mereka insan kamil yang yang hakiki adalah Tuhan itu sendiri.



Paham ketiga adalah paham kekuatan (qudrat). Paham ini menyatakan bahwa tolak ukur manusia seutuhnnya atau insan kamil bukanlah bersandar pada kekuatan akal atau "isyq" akan tetapi hanya bersandar pada kekuatan dan kekuasaan. Insan kamil bagi paham ini adalah mereka yang berkuasa dan kesempurnaan manusia atau manusia yang unggul, mulia, tinggi dan sempurna terletak pada kekuasaan atau kekuatannya.



Paham keempat adalah paham kelemahan. Sebagaimana paham akal yang berlawanan dengan paham "isyq", paham kelemahan juga berlawanan dengan paham kekuatan. Menurut paham ini, manusia sempurna adalah manusia yang tidak memiliki kekuatan atau kekuasaan. Karena kekuatan dan kekuasaan bagi paham ini akan membuat manusia terdorong melakukan hal-hal yang melampaui batas dan merugikan orang lain demi kepentingan pribadinya.



Paham kelima adalah paham mahabbah atau paham ma'rifah dalam arti "ma'rifat al-nafs". Paham ini menyatakan bahwa semua nilai kesempurnaan manusia terletak pada dirinya sendiri. Dalam paham ini ditegaskan bahwa "ketahuilah siapa dirimu sebenarnya. Singkaplah semua rahasia yang masih tersembunyi tentang dirimu niscaya kau akan menemukan kesempurnaan". Socrtaes seorang filsuf dari Yunani juga mengatakan hal yang sama yaitu pengetahuan tentang diri.  Ghandi mengatakan bahwa, hanya ada satu hakikat di alam ini yaitu mengetahui dan mengenal diri sendiri. Rasulullah Saw bersabda "siapa yang mengenal dirinya, niscaya ia akan mengenal Tuhannya"



Dengan membaca, memahami dan mendalami dari halaman awal sampai akhir, kita akan mengetahui seperti apa pahaman kita tentang manusia atau tentang diri kita sendiri dan juga mendapatkan suatu spirit atau kehangatan bagi jiwa dan sekaligus memberikan kita wawasan yang luas tentang manusia, agama dan ajarannya serta berbagai potensi dalam diri manusia dan ajaran agama sebagai jalan untuk aktualisasinya.



Mari Ngopi dan Membaca





* Karangan Ayatullah Murtadha Muthahari, terbitan Sadra Pres - 2012

** Penulis adalah seorang pegiat Kajian Filsafat Islam dan Pemikiran Keindonesiaan - JAKFI Malang

Bisa dihubungi di WA 0853-3530-2656 untuk diskusi lebih lanjut

Komentar

  1. Trima kasih atas bacaannya sangat bermanfaat

    Intinya adalah trdpt 5 prspktif untuk menuju insan kamil. Dan dari 5 paham trsebut, kecuali paham kedua gk sepakat sebab manusia disamakn dengan Tuhan asumsi sy seperti itu๐Ÿค”. Bertolak belakang yah ketika kita berbicra tentang dialog kebenaran. Dalam hal ini kebenaran absolut yg sejatinya tertuju pada Tuhan bukan pada manusia๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿป

    Mohon diluruskan Master ๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer